Pihak Kepolisian Irak menyatakan sedikitnya 46 orang telah tewas dalam sebuah serangan bom bunuh diri yang dilakukan oleh sebuah truk di kota Kirkuk, Irak utara.Pejabat setempat juga melaporkan sekitar 160 orang lain yang berada di dekat tempat terjadinya ledakan mengalami luka-luka yang cukup serius. Ledakan itu terjadi di dekat sebuah mesjid milik kaum Syi'ah, kata pejabat tersebut.
Setidaknya belasan rumah yang berada di dekat sumber ledakan hancur dan rata dengan tanah, bahkan beberapa masjid yang terletak tidak jauh dari sumber ledakan juga ikut terkena dampak dari ledakan tersebut dan mengalami kerusakan yang cukup parah.
Serangan serupa terakhir terjadi sehari sebelumnya, saat Pasukan Militer Amerika Serikat ditarik mundur dari beberapa kota yang dianggap rawan terjadi pertempuran. Penarikan pasukan itu sendiri, sebenarnya merupakan langkah antisipasi atas kekhawatiran para petinggi militer Amerika yang ada di Irak terhadap peningkatan jumlah serangan ke arah pasukan Amerika Serikat dalam beberapa waktu terakhir.
Beberapa jam sebelumnya, Perdana Menteri Irak Nouri Maliki berjanji, penarikan pasukan Amerika pasti akan tetap dilakukan seperti yang telah mereka janjikan, Perdana Menteri juga menyebut hal ini sebagai "kemenangan besar". "Jangan berkecil hati jika terjadi pelanggaran keamanan di sini dan di tempat lainnya," katanya.
Serangan itu terjadi sesaat setelah Jama'ah shalat Dhuhur meninggalkan halaman Masjid Al Rasul, yang dijalankan oleh masyarakat minoritas Turkmen.
Menurut keterangan sebagian saksi yang menyaksikan serangan tersebut, kekuatan ledakan bom itu sangat dahsyat, bahkan tepat di bekas lokasi ledakan terdapat sebuah lubang besar dengan kedalaman beberapa meter.
Para korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Azadi yang ada di Kirkuk, diantara para korban, terdapat beberapa wanita dan anak-anak yang tidak berdosa.
Kirkuk, berada sekitar 250 km (155 mil) dari ibukota Bagdad. Kota ini adalah tempat terjadinya bom bunuh diri serupa dua bulan lalu, di mana 14 orang meninggal dunia dan belasan lainnya cedera.
Kota ini adalah pusat industri minyak Irak utara, dan memiliki penduduk yang mayoritas berasal dari campuran antara suku Kurdi, Arab, Kristen dan anggota komunitas masyarakat yang berasal dari Turkmenistan.
Amerika Serikat berencana untuk menarik pasukan tempur mereka dari kota-kota di Irak pada 30 Juni mendatang. Amerika Serikat juga berjanji akan mengakhiri operasi militer mereka di Irak mulai bulan September 2010. Pemerintah Amerika Serikat akan menyerahkan semua urusan keamanan dalam negeri Irak kepada Pasukan Irak sendiri.
Ada kekhawatiran bahwa beberapa pihak yang berseberangan dengan pemerintahan saat ini, akan mencoba untuk mengambil keuntungan dari penarikan pasukan Amerika ini, meskipun demikian para pemimpin Irak telah menyatakan bahwa pasukan Irak mampu menangani keamanan internal mereka walaupun tanpa dukungan Amerika Serikat.
0 Comments: